Perhitungan cepat untuk Pilkada Jakarta 2024 sedang berlangsung. Berdasarkan aturan, hasil pencoblosan cepat dapat diumumkan kepada publik mulai pukul 15.00 WIB usai pencoblosan.
Hasil sementara dari penghitungan cepat Charta Politika Indonesia, yang dirilis pada Rabu (27/11/2024) pukul 18.45 WIB, menunjukkan bahwa total suara yang telah diterima mencapai 100%. Ini mencakup detail berikut:
Pasangan nomor satu, Ridwan Kamil-Suswono, memiliki persentase 39,25%.
KPU Tidak Lakukan Hitung Cepat
Menurut Wahyu Winata, ketua KPU Jakarta, usai waktu pencoblosan Pilkada 2024, tidak ada hitungan cepat. Dia menyatakan bahwa penghitungan suara pada akhirnya akan dilakukan secara berjenjang.
“Kami tidak melakukan hitung cepat. Jadi, kami berjenjang,” kata Wahyu kepada awak media pada Rabu (27/11/2024) di Kantor KPU Jakarta.
Menurut Wahyu, hitungan berjenjang akan dimulai besok, Kamis 28 November 2024. Dia menyatakan bahwa proses ini akan dimulai di tingkat kecamatan, kemudian naik ke tingkat kelurahan, sebelum mencapai tingkat provinsi.
Wahyu menjelaskan, “Kita mengadakan rekap tingkat kecamatan proses tanggal 28 November. Mudah-mudahan selesai dalam waktu enam hari.”
Selain itu, penghitungan yang dilakukan oleh KPU Jakarta juga dibantu oleh Sirekap, yaitu sistem rekapitulasi elektronik.
Kepala Divisi Data dan Informasi KPU Jakarta Fahmi Zikrillah mengatakan bahwa Sirekap baru ini telah melalui banyak pertimbangan dari yang sebelumnya digunakan dalam pemilihan presiden dan legislatif 2024.
Kamis, 14 November 2024, Fahmi mengatakan kepada awak media, “Alhamdulillah kami sudah banyak melakukan uji coba terkait dengan penggunaan aplikasi Sirekap pada Pemilihan Gubernur Jakarta dan hasilnya cukup memuaskan.”
Dia mencatat bahwa dari 14.835 tempat pemungutan suara (TPS) di Jakarta, semua kelompok panitia pemungutan suara (KPPS) telah menerima pelatihan dan bimbingan teknis. Dia optimistis, menganggap bahwa pengetahuan telah diberikan dengan baik, dan bahwa mereka siap untuk menggunakan Sirekap.
Dia menandatangani dengan mengatakan, “Kami yakin dan percaya Insya Allah Jakarta siap menggunakan aplikasi Sirekap ini dan kami targetkan 100% foto C hasil terunggah ke Sirekap di 1×24 jam setiap penghitungan suara selesai.”
Kemungkinan Akan Ada Dua Putaran
Menurut Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, kemungkinan besar Pilkada Jakarta 2024 akan berlangsung dalam dua putaran. Menurutnya, ini didasarkan pada perhitungan yang dilakukan oleh tim pemenangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO).
Dasco mengatakan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (28/11/2024), “Kalau Pilkada Jakarta, tadi kami sedang menunggu perhitungan real count dari KPU, walaupun kemudian diumumkan oleh ketua tim paslon RIDO, Pak Ariza Patria, bahwa menurut perhitungan internal yang dihitung itu, kemungkinan besar akan terjadi dua putaran.”
Dasco menyatakan bahwa pihaknya tentu telah menyiapkan rencana untuk menghadapi putaran kedua.
Hanya 58 Persen Warga Jakarta yang Mencoblos
Sementara itu, analisis yang dibuat oleh Charta Politika Indonesia, lembaga konsultan politik, menunjukkan tingkat partisipasi pemilih Jakarta dalam Pilkada 2024.
Mereka melaporkan bahwa partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta 2024 menurun menjadi hanya 58%.
Tingkat partisipasi pemilih di kota yang dulunya dikenal sebagai Batavia ini sebesar 72% pada Pilkada Jakarta 2017.
Di DKI Jakarta, tingkat partisipasi menurun. Di Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2024), Dadang Nurjaman, peneliti Charta Politika Indonesia, menyatakan, “Di mana kemarin itu di tahun 2017 ada sekitar 72% orang memilih, ada peningkatan, tapi pertarungan hari ini itu turun di 58,14%.”
Dia memperkirakan bahwa tingkat partisipasi masyarakat menurun sebagai akibat dari kesulitan untuk mencoblos baik untuk setiap paslon maupun tidak.
Dia mengatakan, “Bisa jadi karena beberapa masalah muncul, seperti mencoblos, tidak mencoblos, atau kemudian mencoblos semua, dan daripada datang kemudian mencoblos semua, orang itu mungkin lebih memilih untuk tidak datang ke TPS.”
Menurut Dadang, penurunan tersebur juga dapat disebabkan oleh kegagalan Parpol untuk mendukung Anies Baswedan, yang membuat Golput dari mereka yang mendukungnya.
Mungkin dipengaruhi oleh faktor dukungan partai yang tidak tertuju pada tokoh seperti Anies. Anak abah tidak terlibat dalam semua itu, kan? Akhir kata, “Bisa jadi seperti itu.”